(Sihaporas, 24/10/2018) Keturunan Op. Mamontang Laut Ambarita mengadakan perayaan pesta adat “Patarias Debata Mulajadi Nabolon” dimulai dari tanggal 23-25 Oktober 2018. Pesta adat ini bertujuan sebagai ritual untuk menyembah Tuhan Yang Maha Esa yang disampaikan melalui Ompu Mamontang Laut Ambarita dari Raja Sisingamangaraja dan Raja Uti beserta Namboru Nantinjo Nabolon. Keturunan tersebut mencoba memberikan pelean kepada Debata Mulajadi Nabolon melalui pesta yang mereka lakukan. selama 2 hari 2 malam mereka melakukan pesta dan dilaksanakan di dalam rumah yang dibuat mereka sebagai Rumah Adat Lumban Ambarita, Sihaporas. Dalam pesta ini, turut pula hadir Basar Simanjuntak (Direktur BOPDT), AKP Abidin (Polsek Sidamanik) Camat Pematang Damanik, Friska Simarmata dan Perwakilan dari Danramil. Selain dari pemerintahan, hadir pula dari pendamping kelompok Lamtoras yakni AMAN, PB-AMAN, HaRI, KSPPM, Walhi Sumut dan Bakumsu.
Ulaon Hu Pattar Debata merupakan ritual puncak dari berbagai ritual puncak dari berbagai ritual yang dilaksanakan masyarakat adat Sihaporas di Rumah Adat Lumban Ambarita, Sihaporas. Ritual ini bertujuan untuk memuja Tuhan Yang Maha Esa dengan harapan dapat dilimpahkan kesehatan dan rezeki bagi masyarakat. Untuk dapat mengikuti ulaon ini, masyarakat adat Sihaporas diwajibkan melakukan Pangoromon (puasa 7 hari) sebelum dan sesudah ritual ulaon hu pattar Debata dilaksanakan. Ritual ini diiringi oleh gondang 2 hari 2 malam sekaligus memberikan sitarippar harajaon kepada popparan raja sumba. Diisi dengan upacara Manettek Angir yaitu upacara doa dengan menggunakan Martanak (minyak kelapa) di dalam cawan putih yang bertujuan untuk mengetahui terkabul atau tidak terkabulnya harapan masyarakat.
Pesta ini dilaksanakan sebagai acara kolektif masyarakat yang merupakan keturunan Ompu Mamontang Laut Ambarita. Maka, kegiatan ini juga dipersiapkan dan diikuti secara kolektif baik mulai dari persiapan menghias rumah adat sampai persiapan menyajikan makanan untuk khalayak ramai. Dalam proses pembuatan pelean yang akan diberikan kepada Ompu merek pun, ada syaratnya. Proses pembuatan itak pun harus dilakukan dengan memakai pakaian kebaya dan sarung, dilakukan tanpa berhenti sedikit pun dan tidak berganti orang yang menumbuk beras untuk itak tersebut. Hal-hal lainnya juga dilakukan kolektif dan dilakukan oleh parboru dari keturunan tersebut.