Skip to content

Sebuah Kegilaan di Natumingka

Peristiwa yang terjadi bulan mei lalu, bukan kekerarasan yang pertama kali dilakukan PT TPL. Masyarakat adat Natumingka hanyalah satu korban kekerasan PT TPL yang mengemuka, dari banyak kasus kekerasan yang telah kami rangkum dalam infografis di majalah ini.

Peristiwa Natumingka mengemuka dengan cepat disebabkan rekaman siaran langsung di Facebook, yang belakangan menjadi tren di dunia maya. Bak gayung bersambut warganet menunjukkan empati dengan membagikan video siaran langsung itu beramai-ramai dan memberi komentar dukungan terhadap masyarakat adat Natumingka.

Betapa bagusnya pembelaan yang dilakukan PT TPL dalam website resmi mereka, tidak dapat membantah cuplikan dalam video tersebut bahwa merekalah yang melakukan dan memulai kekerasan.

Dan seperti biasa, ketika masyarakat melaporkan PT TPL ke ranah hukum, prosesnya sangat lamban. Maka hingga saat ini kami masih menganggap pemerintah dan aparatur negara tidak berdaya terhadap perusahaan PT TPL milik Sokanto Tanoto itu.


Di samping itu, kami menyoroti gereja HKBP Sikhem yang rencananya akan dipindahkan demi bendungan limbah tambang PT DPM. Sejauh ini Ephorus HKBP telah melayangkan surat penolakan kepada PT DPM dan pengurus gereja HKBP Sikhem. Namun belum ada respon dari PT DPM, sebagaimana mereka selalu gagap merespon bahwa tanah yang akan ditambang berada di wilayah gempa dan curah hujan yang tinggi.


Sebagai penutup, kami selalu berharap dukungan dari pembaca kepada masyarakat yang mengalami ketidakadilan. Selamat membaca!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

en_GBEN